![]() |
Mantan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati berjalan usai menjalani pemeriksaan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (10/1/2025). KPK memeriksa Nicke yang menjabat Dirut Pertamina periode 2018-2024 tersebut sebagai saksi kasus dugaan korupsi pengadaan gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) di PT Pertamina pada tahun 2011-2021. |
Jakarta , IDN Tipikor - Nama Nicke Widyawati, mantan Direktur Utama PT Pertamina (2018–2024), kembali mencuat setelah disebut dalam dugaan kasus korupsi pengadaan Liquefied Natural Gas (LNG) di tubuh Pertamina periode 2011–2021.
Pernyataan itu dilontarkan oleh tersangka kasus tersebut, mantan Direktur Gas Pertamina 2012–2014, Hari Karyuliarto. Seusai diperiksa KPK di Gedung Merah Putih, Kamis (25/9), Hari secara terbuka meminta agar Nicke dan mantan Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), ikut bertanggung jawab.
Meski sejauh ini Nicke belum ditetapkan sebagai tersangka, sorotan publik kembali tertuju padanya, mengingat rekam jejak panjang dan pengaruh besarnya di sektor energi nasional.
Latar Belakang dan Pendidikan
Nicke Widyawati lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, pada 25 Desember 1967. Ia menempuh pendidikan sarjana Teknik Industri di Institut Teknologi Bandung (ITB), lulus pada 1991. Selanjutnya, pada 2009, ia meraih gelar Magister Hukum Bisnis dari Universitas Padjadjaran (Unpad).
Dalam kehidupan pribadi, Nicke menikah dengan Fitriyansyah dan dikaruniai dua anak, Muhammad Ali Fakhri serta Rafi Mohammad Febriansyah.
Jejak Karier
Karier Nicke dimulai pada 1995 di PT Rekayasa Industri, di mana ia menempati posisi penting seperti Direktur Bisnis dan VP Corporate Strategy Unit (CSU). Ia juga pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Mega Eltra.
Di PT PLN, Nicke menduduki jabatan Direktur Pengadaan Strategis I sekaligus Direktur Perencanaan Korporat. Pengalaman panjang di sektor energi kemudian mengantarkannya masuk ke Pertamina pada 2014.
Pada April 2018, Nicke ditunjuk sebagai pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama Pertamina, saat itu ia masih menjabat sebagai Direktur SDM serta Plt Direktur Logistik, Supply Chain, dan Infrastruktur. Empat bulan kemudian, ia resmi ditetapkan sebagai Dirut menggantikan Elia Massa Manik.
Kepemimpinan di Pertamina
Nicke menjadi perempuan pertama yang menjabat Dirut Pertamina dua periode (2018–2024). Di bawah kepemimpinannya, Pertamina mencatat kinerja terbaik sepanjang sejarah, termasuk melakukan transformasi besar di tengah tantangan pandemi Covid-19, transisi energi global, dan ketegangan geopolitik.
Ia dikenal fokus pada tiga agenda utama: mengurangi impor energi, membangun kilang, serta mengimplementasikan program Biosolar B20. Selain itu, ia mendorong konsolidasi bisnis dan menjaga ketahanan energi nasional.
Pada 3 Oktober 2022, RUPS memperpanjang masa jabatannya untuk periode kedua. Namun, masa kepemimpinannya berakhir pada 4 November 2024.
Posisi Strategis Lain
Selain di Pertamina, Nicke juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas Asosiasi Panas Bumi periode 2023–2026, memperkuat posisinya sebagai salah satu tokoh perempuan paling berpengaruh di industri energi Indonesia.
Kini, reputasi Nicke kembali diuji dengan munculnya namanya dalam pusaran kasus LNG. Meski belum ada kepastian hukum terkait keterlibatannya, pernyataan Hari Karyuliarto membuat publik menunggu sikap KPK dalam menelusuri dugaan korupsi yang disebut-sebut merugikan negara hingga triliunan rupiah.
Perjalanan panjang Nicke Widyawati di dunia energi, yang semula dipandang sebagai simbol kepemimpinan perempuan dalam industri strategis, kini berhadapan dengan pertanyaan besar: apakah ia akan mampu menjaga rekam jejaknya, atau justru terseret arus besar kasus LNG yang semakin melebar?